Sendra
Tari Ande-Ande Lumut
Produser :
Andry Wijaya
Sutradara :
Tan Ryandra Swinata
Stage Manager :
Riski Anggraini
Penulis Naskah
: Elfride Isai Maranatha
Penata Tari :
Raisya Namas, Rizqi Fauzia Putriyana, Riski Anggraini
Penata Musik :
M. Ridho Baihaqi, Ester Christiani
Pubdekdok
: Andry Wijaya, Vero Oktavia, Ismi Tiara Sari, Pebrian
Narator :
Alfe Reza Rahmadi, Elfride Isai Maranatha
Pemain
Ande-Ande Lumut :
Adetya Dwi Syahputra (Pangeran Angger)
Permaisuri :
Salma Renda (Ibunda Pangeran Angger)
Raja :
Ryan Zulfifa ( Ayahanda Pangeran Angger)
Nyi Menah :
Dian Sepriyani ( Ibu Angkat Ande – Ande Lumut)
Prajurit-Prajurit :
Bono Riswantoro, Rizki Satria
Yuyu Kangkang :
M. Reval Aji
Nyi Dadapan :
Dewi Hartanti
Klenting Abang :
Agnes Winy Septiana
Klenting Ungu :
Anisa Melani Putri
Klenting Ijo :
Saniah
Klenting Kuning :
Auliya Rahmayati ( Dewi Sartika )
(Di iringi gendang jawa para
pemain masuk memperkenalkan peran masing-masing)
Nyi dadapan : saya nyi dadapan, saya ini si
mboknya para klenting
Klenting abang : kalau saya klenting abang saya
anak tertua si mbok
Klenting ijo : saya klenting ijo
Klenting ungu : saya klenting ungu
Klenting kuning : saya klenting kuning
Yuyu kangkang : saya yuyu kangkang penguasa dari
sungai ini
Peermaisuri dan raja : Pangeran Angger adalah penerus tahta ini.
Ande-ande lumut : saya pangeran angger “ande-ande lumut”
Nyi menah : saya nyi menah, ibu ande-ande lumut
Prajurit-prajurit : kami adalah para prajurit.
Efek
(Musik 1: Pembuka) ande ande lumut
Pada zaman dahulu ada sebuah
kerajaan yang megah nan damai. Rakyatnya hidup dengan aman dan sejahtera berkat
dipimpin oleh raja yang agung dan bijaksana. Di dalam kerajaan hidup seorang
putra mahkota yang akan meneruskan tahta raja dimasa yang akan datang. Namun
ternyata ada yang membuat hati putra mahkota resah dan gelisah, yakni tidak
hadirnya pendamping hidup. Pangeran memiliki niat untuk mengembara untuk
mencari pengalaman dan suasana baru jauh dari pengap dan kemewahan istana
sekaligus untuk mencari pendamping hidup.
bagian:
1
(Musik 2: didalam Istana)
Pada
suatu hari sang pangeran menjumpai sang raja untuk menyampaikan keinginannya
mengembara. Dibawanya perbekalan yang akan dibawa, turut serta dua pengawal
pribadinya yang gagah perkasa menuju ruangan pribadi raja.
Tok..tok…tok (suara pintu).
Permaisuri :
siapa?
Pangeran :
Hamba bunda…..
Permaisuri :
oh .. masuk ngger..
(keterangan: pengeran memasuki
ruagan pribadi raja dan memberi sembah kepada permaisuri dan Raja, kemudian
duduk diatas lantai sambil menunduk hormat)
Permaisuri :
ada apa ngger?
Raja : tak biasanya kau menghapiri kami disaat kami tak
memanggilmu.
Pangeran :
Ampun ayah, bunda maksud kedatangan hamba ingin menyampaikan
beberapa hal
yang selalu mengganjal hati hamba.
Permaisuri :
Apa gerangan yang membuatmu resah ngger?
Raja :
apa kau meresa tak nyaman dengan para
prajuritmu?
Pangeran :
tidak ayah, hamba ingin berjalan-jalan keluar istana. bunda, hamba ingin melihat
kehidupan lain luar sana.
Raja :
Apa angger tidak salah?
(keterangan: raja bangkit dari
singgasana sedangkan pangeran menundukkan kepalanya dengan hormat)
Pangeran : ampun ayahanda hamba sudah
memikirkan hal ini setelah sekian
lama. Hamba telah yakin dengan pilihan hamba.
Raja : baiklah ngger jika ini sudah menjadi
keputusanmu, ayah takkan
menghalangimu.
Permaisuri :
angger, sebenarnya bunda khawatir dengan keselamatan angger, tapi bunda
tidak bisa memaksamu anakku. Pesan bunda jangan lama-lama.
Jika memang
sudah selesai urusanmu diluar sana cepatlah
kembali keistana.
Pangeran :
Baik bunda, hamba mohon pamit Ayahanda
Raja :
pergilah anakku.
(Keterangan: pangeran keluar dari
ruang pribadi raja setelah menyembah 3 kali. raja dan permaisuri melihat kearah
anaknya dengan haru).
(Musik:3)
Pagi itu dengan segera pangeran bergegas
meninggalkan kerajaan dengan ditemani dua pengawalnya. Meraka melakukan perjalanannya
dengan berjalan kaki, hingga tiba di perbatasan kota diarah utara. Para
pengawal dengan setia menemani angger hingga jauh meninggalkan istana.
bagian:
2
(Musik 4: didalam hutan)
(keterangan: ketiga pemuda berjalan
sedikit berhati-hati melewati semak belukar sambil melihat kiri dan kanan
jika-jika ada binatang buas yang membahayakan mereka)
Pengawal 2 : pengeran perjalanan masih panjang. Apakah pangeran masih
sanggup untuk
meneruskan perjalanan
ini?
Pangeran : aku letih mari kita istirahat dulu di
bawah pohon itu.
Pengawal 1 : baik pangeran.
(Keterangan: pangeran dan pengawal
jalan menuju ke sebuah pohon besar kemudian duduk bersama)
Pangeran :
kalian tahu ini daerah mana?
Pengawal
2 : ampun pangeran hamba tidak tahu.
Pengawal 1 : begitupun dengan hamba pengeran, jika kita berjalan kearah
selatan hamba
mungkin mengetahuinya,
tapi jika tempat ini, ini kali pertama hamba mengijkan kaki disini.
Pangeran :
saya rasa kita telah jauh meninggalkan istana. (pangeran melihat ada wanita tua
didekat
temapat mereka istirahat) pengawal
coba lihat siapa itu..?! (terkejut)
pengawal 2 : mana pangeran? (kaget)
pengawal 1 : siapa? Hamba tak melihat siapapun pangeran.
(Keterangan: pangeran berdiri lalu
diikuti pengawalnya kemudian berjalan menuju seseorang yang dilihatnya)
Pangeran :
Maaf saya bisa bertanya?
Mbok Menah : ehh…eh….oalah….. kamu ngagetin saja to le (kaget)
Pangeran :
maaf mbok saya mau bertanya ini daerah mana ya mbok?
Mbok Menah : loh, le itu
darimana? ini namanya desa manguntur. ( mbok menah sambil terus memetik sayuran)
Pangeran :
saya pengembara mbok saya tersesat.
Mbok :oh..yoweslah
kalo begitu kamu ikut saja dengan saya untuk sementara
waktu.
Pangeran :
apa tidak merepotkan mbok?
Mbok :
weleh-wele, ayayo ikut mbok saja.
Pangeran
: pengawal sini (melambai)
(keterangan: berlari kecil menemui
pangeran)
Pengawal
2 : ada apa pengeran?
Pangeran
: jangan panggil saya pangeran jika berada bersama si mbok (berbisik)
Pengawal 2 : ampun pangeran, lalu kami panggil apa?
(pelan)
Pangeran
: yah tersaerah kalian saja, asal jangan sesekali kalian panggil aku dengan
sebutan
pangeran. Aku tak ingin membuatnya merasa terganggu dengan
statusku yang
sebenarnya.
Pengawal 1 : baik tuan, jika ini kehendak tuan kami tak bisa melawannya.
(keterangan: pangeran dan pengawal berjalan dibelakang
mengikuti mbok menah.)
(Musik 5)
Sejak pertemuan dengan mbok menah di
hutan, pangeran kemudian tinggal di rumah mbok menah hingga beberapa waktu. Mbok
menah sudah terbiasa dengan kehadiran pangeran dalam hidupnya. Ia pun
mengangkat pangeran sebagai anak
angkatnya dan memberi nama Ande-ande lumut.
Setelah memastikan bahwa pangeran
dalam keadaan aman maka kembalillah pengawal ke istana untuk memberikan kabar
kepada sang raja atas keadaan sang pangeran diluar istana. Begitulah keadaan
pangeran dalam masa-masa pencariannya dengan tinggal bersama mbok menah sebagai
rakyat biasa.
Bagian
: 3
(musik
6didalam istana)
Pengawal 1 2 : hormat kami paduka raja dan permaisuri.
Permaisuri :
pengawal telah lama kami menantikan kedatangan kalian. Bagaimana keadaan angger di luar sana?
Raja :
jikalau kalian datang hendak memberi berita buruk, ku perintahkan sekarang juga
untuk kalian segera membawa angger ke hadapan ku.
Pengawal 1 : tidak
paduka raja. Pangeran angger mendapat tempat yang aman.
Pengawal 2 : ia
tinggal bersama seorang wanita tua yang mampu memberi kenyamanan baginya.
Permaisuri : baik
lah, walaupun berat hati ku mendengarnya, setidaknya dia baik-baik saja kanda.
Raja :
baik lah ku perintahkan kalian untuk kembali menemani angger di desa itu.
Pengawal 1 2 : baik
paduka raja.
(pengawal kembali
menuju desa manguntur)
Bagian
: 4
Pada suatu hari ande-ande lumut
bercerita kepada mbok menah bahwa dia ingin mencari pendamping hidup yang
berbudi luhur. Mbok menah pun tahu bahwa ternyata ande-ande lumut adalah bukan
pemuda sembarangan. Maka mbok menah mengajak para pengawal untuk membuat sebuah
pengumuman bahwa ande-ande lumut sedang mencari pendamping hidup.
Pengawal 1 : pengumuman… pengumuman … barang siapa yang merasa wanita
paling cantik dan memenuhi persyaratan, seorang pemuda dari
desa manguntur
sedang mencari jodoh untuk dijadiakn pendamping hidupnya.
(Berita
itupun terdengar hingga pelosok desa)
(Musik 7: <dirumah para
klenting>)desa galuh
Sampailah berita sayembara itu ketelinga
Nyi dadapan . Nyi dadapan seorang janda didesa galuh disebrang desa manguntur.
Dia memiliki tiga orang anak yaitu klenting merah, klenting hijau,dan kelenting
ungu. Saat ingin menyampaikan berita itu tiba tiba terdengar panggilan dari
depan pintu.
Klenting kuning : permisi…permis…. Kulonuon… spada...
Klenting abang : ada apa mau ketemu siapa?
Klenting
kuning : saya… saya… saya ini
pengembara saya tidak memiliki rumah, saya mohon jadikankan lah saya saudara
kalian.
Klenting
ijo : apa mau numpang
disini? Sori gak ada tempat.
Klenting
ungu : ia lebih baik kamu cari
tempat lain saja! Disini tempatnya sudah penuh. Pergi sana!
Klenting abang : tampilan mu saja sudah aneh. Tidak
level. Sudah pergi saja sana.
(klenting
kuning tetap memaksa hingga terjadi keributan, nyi dadapan pun datang dari arah
dalam)
Nyi dadapan : ada apa ini ribut-ribut?
Klenting abang : gadis ini mau menumpang dirumah
kita.
Klenting ijo : ia mbok tampilan yang seperti ini, dia mana cocok
disini.
(nyi
dadapan hanya terdiam, kaget melihat kecantikan gadis dihadapannya)
Nyi dadapan :
kau begitu cantik, namun tampilan mu… (mengghentikan
ucapannya). sepertinya kamu butuh tumpangan. Kau boleh tinggal dirumah ku
sebagai bayarannya kau harus menyelesaikan semua pekerjaan dirumah ini.
Klenting kuning :
tidak masalah mbok. Asal aku bisa mendapatkan tempat tinggal, aku mau
mengerjakan semuanya.
Nyi dadapan :
baiklah kalu begitu aku akan menamaimu klenting kuning.
(para klenting tidak
setuju dengan keputusan ibu mereka namun mereka tidak bisa melawan
perkataan ibu mereka dan mereka berusah
menerima klenting kuning)
klenting kuning diperlakukan
laksana pembantu dan sering disiksa oleh para klenting.
Klenting abang :
hai kamu bodoh banget. cuci baju kok masih apek begini!!
Klenting
kuning : sudah saya
cuci kok mbak yu
Klenting abang :
hiiii masih berani jawab
(Keterangan: klenting merah marah
dan menjambak rambut klenting kuning).
Klenting kuning :
ampun…ampun mbak yu
Nyi dadapan :he..he..heh..apa-apaan ini sudah…sudah klenting
kuning sana lanjutkan
pekerjaanmu..
(keterangan: klenting kuning
menangis dan melangkah menuju dapur untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Sedangkan klenting merah lari manja ke arah ibunya).
Klenting abang :
mbok klenting kuning itu kerja tidak benar, masak cuci baju saja
masih apek begini (manja)
Nyi dadapan :
sudah lah tak perlu kau hiraukan. oya kemana adik-adik klenting
ijo dan klenting ungu?
Klenting abang :
ada apa mbok tak seperti biasanya mencari mereka?
Nyi dadapan :
sudah tak usah banyak tanya, segeralah berkumpul di ruang tengah ada hal
penting yang ingin mbok sampaikan.
(keterangan: Nyi dadapan kemudian pergi
meninggalkan klenting abang).
Tidak beberapa lama para klenting
sudah siap berkumpul diserambi rumah. Tampak klenting Merah, klenting ijo, dan
klenting ungu bercakap-cakap bercanda dan tertawa bersama sambil menunggu
kedatangan mbok mereka.
Klenting ijo :
aku cantik kan yunda? Lihat nih baju baruku
Klenting ungu :
yaampun baju barumu takkan mampu menambahkan kecantikkan mu.
Klenting abang : karena memang aku lah klenting
paling cantik.
Klenting ijo
: huuuuuu……..narsis
abiss.... (jengkel)
(Keterangan: klenting abang menari
dan tertawa, klenting ijo dan klenting ungu kesal sambil komat-kamit)
Nyi dadapan : waduh, ternyata anakku telah berkumpul
Klenting abang :
mbok, aku masih terlihat cantikkan?
Nyi
dadapan : iya, semua
anak-anak mbok cantik.
(keterangan:nyai runting mengelus
kepala klenting merah dan kemudian duduk diatas kursi didepan kedua anaknya).
Nyi dadapan :
putri-putriku mbok ingin menyapaikan berita gembira untuk
kalian…(serius)
Klenting ijo :
apa itu mbok? (dewasa)
Nyi dadapan :
emmm.. begini ndo’ kalian semua sudah dewasa..sudah saatnya
kalian mendapat pendamping hidup.
Klenting abang :
bagaimana caranya mbok?
Klenting
ungu :
ia mbok. Bagaimana?
Nyi dadapan
:
di desa manguntur ada sebuah sayembar. Seorang pemuda tampan
sedang mencari seorang gadis sebagai istrinya ande-ande
lumut nama
pemuda itu.
Klenting abang , ijo dan ungu
: ande-ande lumut?….hahahahaaa. (kompak)
Klenting abang :
dari namanya saja aneh,,,apalagi orangnya….
Klenting
ijo :
he’em
Klenting ungu :nggak kebayang deh mbok
tampang dan rupanya.
Nyi
dadapan :
Husss……dia itu bukan pemuda sembarangan
Klenting ijo :
Pemuda jadi-jadian?
Klenting abang dan
ungu : hahahahahahah
Nyi
dadapan :
Sudah sudah pokoknya mbok mau kalian tetap mengikuti sayembara
itu,dan ingat klenting kuning jangan sampai tahu dengan hal
ini. (kesal)
(Keterangan: Nyi dadapan bangkit
dari tempat duduknya kemudian menatap anaknya dan pergi, para klenting saling
berpandangan heran).
Diam-diam klenting kuning mendengar
dari balik dinding. Dan timbullah keinginannya untuk turut serta dalam
sayembara tersebut.
Bagian
5
(Musik:8)
Tibalah pada saat yang sudah
direncanakan. Para klenting bersiap-siap dan sudah berpakain rapi dan cantik
untuk mengikuti sayembara di desa seberang. Pagi-pagi sekali mereka berangkat
menuju desa manguntur tibalah mereka diperbatasan desa manguntur.
(<Dipinggir sungai brantas>)
(Keterangan: yuyu kangkang muncul
dari dasar sungai brantas dengan melambai-lambaikan kedua supitnya ke atas.
Para klenting kaget dan mundur beberapa langkah).
Klenting abang :
Siapa kamu…? (takut)
Yuyu
kangkang :
hahahahaha….saya penguasa di daerah sini anak manis
hahahahahahah….
Klenting ijo
: bagaimana kalo kita minta tolong saja sama dia untuk
Menyebrangkan kita? (berbisik membujuk)
(Keterangan: klenting ijo berbisik
kepada klenting abang kakaknya).
Klenting abang :
bisa tidak kamu menolong kami menyeberangi sungai.
Yuyu
kangkang :
hahahahahah….kecil…kecil…itu kecil, tapi ada syaratnya.
Klenting
ungu :
dasar…mata uang!!!!
Klenting abang :
hus mata duitan tolol…. (nada berbisik)
Klenting ijo :
ups….hehehehe
(keterangan: klenting ijo menutup
mulut salah tingkah)
Klenting abang :
apa yang kamu inginkan?
Yuyu kangkang :
hahahahaha …. saya mau dicium…hahahaha
Para klenting :
apaaaa? (terkejut)
Klenting abang :
bagaimana kalo saya beri kamu sekantong uang perak
Yuyu kangkang :hahahah..tidak mau pokoknya aku mau dicium kalo tidak mau
aku akan pergi saja
Klenting abang :
Ok tunggu
(Keterangan: para klenting
berdiskusi dan merekapun menyetujui persyaratan yang diajukan oleh yuyu
kangkang)
Klenting abang :
baik kami setuju.
Maka begitulah cara para klenting
melewati sungai brantas. Satu persatu merekapun sampai dipinggir sungai dengan
selamat. Sementara itu Klenting kuning sibuk untuk bersiap-siap.
(Musik
9)
(Didalam kamar klenting kuning)
Klenting
Kuning : apa yang harus
saya lakukan (lembut)
(Keterangan: klenting kuning
mondar-mandir dengan cemas)
Bisikan
Ghaib : Klenting
kuning kamu tidak usah cemas anakku
Klenting
Kuning : kamu siapa?
Bisikan
Ghaib :
Saya adalah peri putih, saya yang akan melindungimu. Ndo’,
sekarang dengarkan saya. Pakailah pakaian yang ada
diatas meja itu, bawalah bungkusan yang telah ku sediakan untuk mu.
Pergunakanlah itu sebaik-baiknya.
Klenting
Kuning : terimakasih peri
(keterangan: setelah berkata
demikian suara gaib hilang. klenting kuning melihat benda-benda yang berada
diatas meja kemudian menuruti perintah dari peri putih).
Setelah semuanya siap maka
berangkatlah klenting kuning dengan pakaian compang-camping dengan berjalan
kaki menuju desa manguntur menjelang siang. Setelah beberapa saat berlalu maka
tibalah klenting kuning di pinggir sungai brantas.
Klenting kuning :
jembatannya mana ya..(berkata pada dirinya sendiri)
(Keterangan: klenting kuning menoleh kekiri dan kekanan)
Yuyu kangkang : hai nona cantik,
sampean pasti mau nyebrang. Sudah tak ada perahu
disini, semua perahu telah karam didasar laut. Bagaiman kalau
kamu kusebrangkan?
(klenting
kuning berfikir sejenak)
Yuyu kangkang :
sudah jangan terlalu lama berfikir, aku tau kau tak punya banyak uang untung
membalas jasa ku, aku pun tak membutuhkaan uang mu. Upah saja aku dengan ciuman
mu.
Klenting
kuning terkejut dengan ucapan yuyu kangkang, namun klenting kuning tak punya
pilihan lagi selain mengiakan tawaran Yuyu Kangkang.
Klenting kuning : baiklah, aku setuju dengan tawaran
mu.
(lagu
campur sari sepanjang perjalanan)
Sebelum
tiba ditujuan, klenting kuning melirik kantongan yang di bawanya, dengan segera
dibukanya dan dilihatnya bahwa isi didalmnya adalah kotoran ayam, klenting
kuning pun mengoleskan kotoran itu kemukanya.
(Tiba di seberang)
Yuyu kangkang : aduh bau apa ini? (menoleh
kearah klenting kuning) duh aduh, ternyata
sampean yang bau. Sudah pergi sana! Saya pusing mencium bau
mu.
Klenting
kuning telah menjalan perintah suara gaib tadi dan diapun tak perlu membayar
jasa yuyu kangkang dengan cara member yuyu kangkang sebuah ciuman.
(Musik 10)
Bagian
6
(dirumah mbok menah)
Dirumah mbok menah klenting abang, klenting ungu dan klenting
ijo sudah duduk menunggu giliran untuk dipanggil menemui Ande-ande lumut.
Setelah beberapa perempuan maju dan mencoba memikat hati Ande-ande lumut namun
tak jua berhasil maka sampailah giliran para klenting.
Mbok menah :
loh loh ada cah ayu mari-mari silahkan duduk
Klenting ijo :
Biar saya yang masuk duluan mbok (nylonong maju)
Klenting ungu :
seharusnya aku, aku lebih dulu tiba disina (menarikk klenting ijo)
Klekn klenting abang : oh tidak bisa saya kan yang lebih tua, jadi
harus saya dulu
dong (sombong)
Klenti
(Keterangan: klenting abang menarik tangan klenting ungu yang sudah siap-siap untuk masuk. Klenting ijo
hanya cemberut. Mbok menah tersenyum melihat tingkah para gadis itu)
Masuklah klenting abang bersama mbok menah kedalam rumah untuk
menemui ande-ande lumut yang berada didalam kamar selama sayembara berlangsung.
Mbok menah :
Nama kamu siapa nduk?
Klenting abang :
klenting abang mbok…(dewasa)
(Musik 11)
Mbok
Rondo :
Putraku si ande-ande lumut, di luar telah datang wanita ke 10.001 yang
mendaftar menjadi istrimu, dia bernama klenting abang.
Ande-ande Lumut : duh
mbok, bukannya aku beriat untung meletihkan mu, tapi bagaimana
mungkin
aku mau menjadikan gadis bekas yuyu kangkang menjadi pendampingku.
(mbok
menah keluar dari kamar dan memberi tahu jawaban ande-ande lumut)
Mbok menah :
piye iki. Ande- ande lumut tidak mau.
Klenting ijo :
coba saya mbok (nylonong menghampiri mbok rondo dengan
percaya
diri)
Klentinng ungu :
saya juga mbok (tersenyum)
Mbok
Rondo :
nama kalian siapa cah ayu?
Klenting ijo :
klenting ijo mbok (percaya diri)
Klenting ungu :
dan saya klenting ungu(lebih percaya diri)
Mbok menah :
baiklah, sampean tunggu disini saja dulu (mbokmenah tersenyum)
(Musik 12)
Mbok
Menah :
Putraku si ande-ande lumut diluar ada 2 wanita terakhir yang ingin
mendaftar menjadi istrimu, klenting ijo dan klenting ungu.
Ande-ande Lumut :mbok,
mereka adalah saudara klenting abang, mereka bertiga bekas yuyu
kangkang. Aku tak mau dengan mereka mbok. Maafkan aku mbok.
(mbok menah keluar dan menyampaikan keputusan ande-ande
lumut kepada tiga bersaudara ini. Klenting abang, klenting ijo dan klenting
ungu tak menerima keputusan itu)
Klenting abang, klenting ijo dan
klenting ungu berbisik-bisik
Maka begitulah setiap ada perempuan yang mencoba melamar
Ande-ande lumut. Pemuda itu selalu menolak. Tidak lama kemudian tibalah
klenting kuning di depan rumah mbok menah. Dengan pakaian kusut dan wajah
coreng-coreng berbedak kotoran ayam. Seketika itu suasana menjadi berubah, bau
menyengat memenuhi rumah mbok menah.
Klenting Kuning :
kulonuwuun, permisi
Mbok menah :
monggo
(Keterangan: semua yang hadir menutup hidung).
Mbok menah :
kowe sopo nduk?
Klenting
Kuning : saya klenting
kuning mbok, saya mau ikut sayembara
Klenting
Merah : hahahaha
apa mau ikut sayembara?
Klenting ijo :
mimpi..kali yeeeeee…
Klenting
Merah : kita bertiga
yang cantik ditolak, apalagi kamu udah
jelek bau lagi
(keterangan: para klenting tersenyum sinis. klenting kuning
menunduk malu)
Mbok menah :emm…Baiklah
nduk..biar saya coba tanya kepada putraku Ande-ande
Lumut
(menengahi)
(Musik13)
Mbok menah :
Putraku si ande-ande lumut, diluar telah menanti seorang gadis yang
bernama klenting kuning.
Ande-ande Lumut :
sepertinya aku ingin melihat gadis itu.
Mbok
menah :
le apa kamu tidak salah? Tampilannya saja tak sepadan dengan mu.
Ande-ande lumut :
tidak mbok sepertinya dia adalah pilihan yang tepat. Dia bukanlah
gadis
bekas yuyu kangkang. saya menginginkan gadis itu.
(keterangan: ande-ande lumut keluar dari kamar. Para
klenting berdiri takjub kagum atas ketampanan si Ande-Ande lumut).
Ande-ande
terkejut dan benar-benar terpanah melihat kesederhaan klenting kuning.
Ande-ande lumutsegera mendekati klenting
kuning.
Ande-ande Lumut : mbok sebenarnya
saya adalah seorang pangeran dan klenting
kuning adalah
Dewi Sekartjati, perempuan yang saya cari selama
pengembaraan saya.
Mbok menah :
opo? kamu seorang pangeran?
Para klenting :
apa pangeeeran??
(Keterangan: klenting abang, ungu dan ijo gigit jari kemudian pulang dengan
tangan hampa)
(Musik: 14)
Maka begitulah perjalanan Ande-ande lumut dalam pencarian
sang dewi hati klenting Kuning yang sebenarnya adalah Dewi sekartaji. Akhirnya
Ande-ande lumut dan klenting Kuning menjadi sepasang suami istri. Kini sang
pangeran menjadi Raja mewarisi tahta ayahnya. Mereka berdua hidup bahagia
selamanya.
(Musik 15 < tamat>)